PERADABAN SUKU MAYA

A. Latar Belakang Geografis Terbentuknya Peradaban Suku Bangsa Maya
Dalam bukunya Daldjoeni (1982:7) menyebutkan geografi sebagai ilmu bantu yang dapat bermanfaat bagi penelitian sejarah. Ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan unsur waktu dan ruang. Adapun faktor-faktor geografi yang perlu diperhatikan ialah posisi, iklim, dan bentuk morfologi bumi.
Posisi. Wilayah Benua Amerika dikelilingi oleh rangkaian pegunungan tinggi. Rangkaian pegunungan tersebut menjulur dari utara ke selatan. Misalnya Rocky Mountains, Pegunungan Amerika Tengah, dan Pegunungan Andes., wilayah kerajaan Maya saat ini meliputi Semenanjung Yukatan (Meksiko), Honduras, dan Suku bangsa Maya terletak di Meksiko Selatan dan Amerika Tengah Guatemala Pusat peradabannya ada di Semenanjung Yukatan.
Iklim. Wilayah suku bangsa Maya secara umum berada di kawasan tropis, sehingga terdapat dua musim yaitu hujan dan kemarau. Suku Maya memiliki kemampuan untuk membangun peradaban besar pada iklim hutan hujan tropis. Sedangkan umumnya peradaban dunia kuno berkembang di iklim kering dimana air yang menjadi dasar munculnya kekuasaan. Namun, di dataran rendah suku Maya memiliki beberapa kanal yang dapat dilalui untuk perdagangan dan transportasi. Curah hujan berlimpah di wilayah ini cukup melimpah, sehingga banyak pepohonan yang dapat tumbuh.
Bentuk morfologi. Secara umum suku bangsa Maya banyak tinggal di dataran rendah yang terdapat di sepanjang pesisir Semenanjung Yukatan. Sedangkan di bagian pedalaman terdapat plato yang tinggi, dengan aktifitas seismik[1] yang cukup tinggi. Pada wilayah suku Maya bagian selatan terdapat gunung berapi yang masih aktif. Sehingga  Ada beberapa sungai yang mengalir di wilayah ini namun alirannya pendek dan tidak terlalu dalam.
Saat ini kawasan reruntuhan kota peradaban Maya dijadikan sebuah Taman Nasional yang diberi nama Tikal (lihat peta 2.2). Taman nasional ini memiliki luas sekitar 57.000 hektar dengan beragam habitat alaminya yang belum terusik. Dalam buku World Heritage Nature dan Culture: Under The Protection of UNESCO (Santosa, 2009:88) menyebutkan:
"Tanah kawasan Taman Nasional Tikal terbentuk dari deposit batuan endapan dalam sebuah cekungan dari periode mesozoik dan tersier. Struktur tanahnya mengandung batu kapur dan dolomit yang merupakan ciri khas dari daerah kars, serta struktur tanah liat yang kurang kedap air dengan saluran-saluran air alami di bawah tanah. Iklim kawasan ini lembab dan hangat serta ditumbuhi oleh hutan hujan tropis. Wilayah ini memiliki dua musim, musim kemarau dan musim hujan".
Pada masa pra-klasik (300 SM sampai 300 M), wilayah yang dihuni suku bangsa Maya cukup subur. Karena lokasinya dekat dengan gunung berapi dan terdapat beberapa aliran sungai. Begitu pula pada masa klasik (300 sampai 800 M), banyak lokasi subur yang dapat dijadikan lahan pertanian. Namun pada masa pos-klasik (800 sampai 1441 M), suku bangsa Maya makin bergerak ke wilayah utara. Wilayah semenanjung Yukatan merupakan wilayah kapur yang luas (lihat peta 2.2). Sehingga kurang begitu baik untuk lahan pertanian. Namun mereka masih dapat melakukan pertanian di sekitar cenote.
B. Peradaban Suku Bangsa Maya
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta "buddhayah", yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal; dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal (Koentjaraningrat, 2002:181). Menurut Ilmu antropologi, "kebudayaan" adalah : keseluruhan sistem agasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengann belajar (Koentjaraningrat, 2002:180). Hampir semua tindakan manusia adalah hasil belajar sedangkan sisanya merupakan bentuk reflek dan akibat proses fisiologis[2]. Terdapat tujuh unsur budaya yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial,  sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian.            Suku bangsa merupakan istilah etnografi untuk suatu kebudayaan dengan corak khas atau dalam bahasa Inggris etnic group (kelompok etnik). Konsep yang tercakup dalam istilah "suku bangsa" adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan indentitas akan "kesatuan kebudayaan", sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga (Koentjaraningrat, 2002:264).
            Kata peradaban dalam bahasa Inggris disebut dengan civilization. Pendapat Kuntjaraningrat (2002:182) mengenai peradaban adalah sebagai berikut :
      "Peradaban digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus , maju, dan indah ...... Sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju dan kompleks."

1.      Peradaban Suku Bangsa Maya dilihat dari Dimensi Bentuk
Bahasa. Suku bangsa Maya telah mengembangkan sistem tulisan yang hampir sama dengan hieroglyp (lihat foto 2.1). Tulisan ini digunakan untuk mencatat urutan-urutan peristiwa, kegiatan upacara agama, ilmu perbintangan atau astronomi yang ditulis pada kulit pohon dan kulit rusa (Supriatna, 2008:3). Tulisan ini berkembang untuk keperluan mencatat kelahiran, perkawinan, peperangan, dan kematian raja-raja Maya. Stelae adalah monumen-monumen batu monolitikum dengan teks hieroglif yang merupakan batas awal dan akhir dari periode peradaban suku Maya Kuno sekitar tahun 300-900 (Santosa, 2009:92). Stelae kerajaan Maya banyak ditemukan di wilayah Quirigua.
Berkembangnya tulisan membuat ilmu pengetahuan ikut berkembang. Suku bangsa Maya banyak membangun bangunan-bangunan yang megah. Dalam membangun tentu membutuhkan ketelitian yang tinggi serta perhitungan yang tepat, agar bangunan dapat bertahan lama. Ini berarti, berbagai keterampilan praktis maupun pengetahuan matematika dan prinsip bangunan telah berkembang pesat pada masa-masa ini (Iskandar, 2009:93). Bangsa ini telah mengenal kalender dengan jumlah 18 bulan dalam setahun, tiap bulan terdiri dari 20 hari, dan ada juga yang dalam satu bulan terdiri dari 5 hari (lihat foto 2.2). Kalender yang pertama adalah kalender tahunan dengan 365 hari berdasarkan perputaran bumi mengelilingi dan yang lainnya berisi 260 hari dan merupakan kalender suci untuk meramal keberutungan dan menghindari nasib buruk (Adams, 2008:11). Mereka juga telah ahli astronomi dan matematika yang hebat serta memiliki sistem angka dengan basis dua puluh (Black, 2008:121)

Agama. Penduduk suku Maya dan Aztek menyembah dewa-dewa, misalnya Dewa Matahari, Dewa Bulan, Dewa Hujan, Dewa Musim Semi, Dewa Kesuburan, dan sebagainya. Mereka melakukan upacara dihadapannya dan memberikan sesaji. Sesaji tersebut berupa padi-padian, buah-buahan, dan makanan lainnya untuk mendapatkan restu. Mereka juga mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa manusia. Mereka percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darah manusia untuk menentukan kelangsungan hidup di dunia. Salah satu peninggalan suku Maya di bidang keagamaan adalah piramida terpancung. Piramida tersebut juga menjadi tempat pemujaan Dewa Matahari (Damarastri & Adi, 2010:35)
Ideologi Kemasyarakatan. Organisasi sosial ditandai dengan adanya penguasaan dari golongan elit yang kaya yaitu dari golongan pedagang. Golongan elit ini juga berperan sebagai pemimpin upacara ritual dalam kepercayaan mereka (lihat gambar 2.2). Mereka juga termasuk golongan terdidik yang memiliki hak istimewa mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar golongan terdiri atas para petani dan budak yang dimiliki oleh golongan elit.
Rasisme dan etnisme. Identitas kelompok sebagai pendukung peradaban, Suku Maya memiliki cara berpakaian yang berbeda dengan suku lainnya. Hal inilah yang membedakan suku Maya dari suku lainnya. Selain itu juga dari segi bahasa, dalam bukunya Koentjaraningrat (2002:325) suku bangsa Maya memiliki klasifikasi bahasa tersendiri yaitu bahasa Maya. Hal inilah yang membedakan ia dari suku bangsa lainnya.
2.                  Peradaban Suku Bangsa Maya dilihat dari Dimensi Waktu
Peradaban Maya bermula pada periode pra-klasik (300 SM sampai 300 M), yang berkembang pada periode klasik (sekitar 300 M sampai 800 M), dan berlanjut sampai periode pos-klasik (800 sampai 1441 M) sampai kedatangan bangsa Spanyol di Yukatan. Dalam buku Ensiklopedia Sejarah dan Budaya (Iskandar, 2009:86) menyebutkan:
"Jantung kebudayaan Maya berpindah dari selatan pada masa awal ke kawasan tengah di sekitar Tikal. Setelah tahun 800 M, sebagain besar orang Maya tinggal di utara Yukatan"
Masa pra-klasik (300 SM sampai 300 M). Pada masa ini sudah dibangun berbagai kebudayaan Maya. Mereka membangun banyak kota di Guatemala, Belize, dan Yukatan (Iskandar, 2009:86). Suku bangsa Maya merupakan masyarakat agraris. Pada masa pra-klasik mereka berupaya untuk memperluas wilayah kekuasaan. Baik di daerah daratan tinggi ataupun dataran rendah. Sekitar tahun 230 M, Gunung Ilopago di selatan meletus dan menutup sejumlah besar kawasan dengan abu (Iskandar dkk, 2009:86). Peristiwa ini kemudian membuat suku bangsa Maya akhirnya meninggalkan kota-kota di wilayah selatan. Hal ini menandai berakhirnya masa pra-klasik peradaban Maya.
Masa klasik (300 M sampai 800 M). Pada masa ini suku bangsa Maya berhasil mencapai masa keemasan. Salah satu cirinya adalah dikembangkannya bangunan batu yang sebagian besar merupakan bangunan suci seperti kuil atau biara. Arsitekturnya makin berkembang dengan adanya peningkatan mutu bangunan. Lokasi yang cukup subur membuat suku bangsa Maya dapat mengembangkan sektor pertanian dan juga perdagangan (lihat peta 2.3). Suku bangsa Maya berhasil membangun berbagai kota seperti Palengue, Copan, Yaxcilan, dan Calakmul Maya, namun yang paling dominan adalah Tikal. Kota Tikal didirikan di dataran rendah atau saat ini di wilayah Guatemala Kota-kota batu rumit. Palenque dan Tikal dibangun di tengah hutan hujan, yang dibuka dengan ditebas dan dibakar untuk pertanian (Black, 2008:50). Tiap kota suku bangsa Maya memiliki gaya arsitektur dan otonomi tersendiri. Antara kota satu dengan lainnya saling terpisah dan saling berdagang satu lain. Seperti yang terjadi di Yunani, antar kota ini saling bertikai untuk mendapatkan wilayah dan upeti.  Dalam berperang tak jarang sebuah kota mengalami kekalahan sehingga menyebabkan populasi penduduk merosot drastis. Dan tawanan perang juga bisa dijadikan sebagai tumbal dalam upacara pengorbanan.
Kota Copan merupakan wilayahnya berada di sebuah lembah kecil dan dikelilingi oleh pegunungan yang rendah, merupakan situs Maya I di wilayah Guatemala. Copan memiliki rangkaian stelae yang  banyak, serta kompleks arsitektural khas Maya. Kota ini hancur karena adanya gempa bumi, hal ini dibuktikan dengan tidak ada satupun peninggalan yang memiliki atap yang utuh (Santosa, 2009:95). Oleh karena itulah suku bangsa Maya berpindah kembali menuju ke bagian utara, menjauhi gunung berapi yang banyak di selatan
Masa pos-klasik (800 sampai 1441 M). Bangsa Maya mendirikan Kota Mayapan (lihat peta 2.5). Wilayah Bangsa Maya ketika masa pos-klasik merupakan wilayah yang tidak subur, terdapat banyak batuan kapur. Disekitarnya banyak terdapat cenote yang luas. Di sinilah dibangun Chichen-Itza yang dalam bahasa Maya berarti daerah terbaik  bangsa Itza. Chichen-Itza dibangun sekitar tahun 900 M. Terletak di bagian utara Semenanjung Yukatan. Chichen-Itza melihatkan beragam arsitektur. Suku bangsa Maya tetap bertahan di wilayah semenanjung Yukatan hingga bangsa Spanyol datang ke wilayah ini.
3.      Peradaban Suku Bangsa Maya dilihat dari Dimensi Struktural
Inti peradaban suku bangsa Maya adalah kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan walaupun sering berpindah namun bangunan keagamaan coraknya tetap sama.  Pada awalnya peradaban ini mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Teotihuakan, pada masa klasik mendirikan kebudayaan sendiri dan berhasil mencapai puncak kejayaannnya. Pada masa akhir ia mendapatkan pengaruh dari suku Toltek, sehingga sering disebut maya-Toltek

4.      Peradaban Suku Bangsa Maya dilihat dari Dimensi Ruang
Persebaran dari kebudayaan suku bangsa Maya hanyalah terbatas pada wilayah semenanjung Yukatan. Sehingga bila dikaji dalam dimensi ruang termasuk dalam skala makro. Dengan cakupan wilayah yang kecil dan mendapatkan pengaruh dari kebudayaan semi makro yaitu kebudayaan Teotihuakan yang merupakan induk dari kebudayaan Mesoamerika.
C. Relevansi Letak Geografis terhadap Perkembangan Peradaban Suku Bangsa Maya
            Semenanjung Yukatan yang luas merupakan plato batuan kapur di Meksiko Selatan sehingga proses pelapukan oleh air hujan dan aliran air tanah memperbesar rekahan pada batuan, yang disebut sinkholes (Heritage dkk, 2005:3). Batuan kapur membuat air hujan cepat meresap ke dalam tanah, sehingga tidak ada aliran sungai di wilayah ini. Namun tidak semua batuan kapur ini kuat, karena adanya proses pelapukan tak jarang akhirnya batuan ini runtuh, sehingga muncullah cenote.
            Cenote adalah lubang-lubang yang terbentuk secara alami akibat runtuhnya batuan kapur yang kemudian mengekspos bagian bawah tanah. Selama jutaan tahun, curah hujan perlahan mengikis batuan kapur di gua-gua bawah tanah. Kemudian banyak dari mereka yang kemudian terisi air hujan atau air bawah tanah. Saat ini ada sekitar 7.000 cenote di Semenanjung Yukatan.
            Kata cenote berasal dari bahasa Maya, dzonot atau ts'onot yang berarti suci, dan kata ini memiliki arti besar bagi suku bangsa Maya. Selama musim kemarau panjang, cenote menjadi satu-satunya sumber mata air bagi suku bangsa Maya. Sehingga hampir semua desa suku bangsa Maya dibangun di sekitar cenote, hal ini dilakukan untuk mengamankan pasokan air. Selain menjadi satu-satunya sumber mata air, suku bangsa Maya menganggap cenote sebagai portal untuk berkomunikasi dengan para dewa. Dari peninggalan-peninggalan suku bangsa maya ditemukan bukti adanya upacara keagamaan yang dilakukan di atau sekitar cenote, termasuk upacara pengorbanan manusia.
Suku bangsa Maya percaya akan berbagai dewa, salah satunya ialah Dewa Chaak. Dewa Chaak adalah dewa penguasa cenote. Dalam buku Juan dalam national geographic (2012:92) menyebutkan:
"Bangsa Maya percaya Chaak memiliki air yang disimpannya dalam bentuk tembikar di gua-gua. Chaak jumlahnya banyak, dan ketika terjadi guntur itu berarti salah satu Chaak sedang memecahkan tembikar dan menurunkan hujan. Oleh karena itu jika musim kemarau bangsa Maya memberikan sesajen, bila terjadi hujan berarti sesajen diterima".
            Peradaban suku bangsa Maya berbasis pada agraris. Karena sektor agraris begitu penting maka mereka mengembangkan kalender Masehi dan juga melakukan pengamatan terhadap astronomi. Dalam bercocok tanam mereka telah mengetahui kapan datangnya musim kering dan musing hujan. Sehingga pergerakan bintang dan bulan menjadi penting.  Mereka biasa menanam jagung, kacang, dan beberapa biji-bijian serta buah-buahan. Dari jagung para wanita membuat pancake yang kini dikenal dengan nama tortila dan minuman beralkohol yang disebut balche. Mereka mendapatkan lahan untuk bertani dengan cara membakar hutan. Membakar hutan dilakukan pada bulan Maret dan memanfaatkan hujan pada bulan Mei untuk menggemburkan tanah. Dan biasanya mereka akan membuka lahan di sekitar cenote untuk menjaga ketersediaan air untuk tanaman mereka. Suku bangsa Maya telah mengenal irigasi dan terasering untuk lahan pertanian mereka.
            Pada musim kering dan air tanah dalam cenote menurun, masyarakat kemudian memberikan sesajen di dalam cenote. Hal ini mereka lakukan untuk memohon kepada dewa agar diberikan hujan. Seperti yang terjadi di cenote Holtun (lihat foto 2.5). Dalam buku Juan dalam national geographic (2012:95) disebutkan bahwa di cenote ini ketika musim kemarau mengalami penurunan aras air tanah mencapai 6 meter. Di dalam cenote Holtum ditemukan berbagai peninggalan baik di landasan ataupun di dasar cenote. Pada bagian landasan ditemukan sesajen dan pada bagian dasar ditemukan. Pada bagian mulut cenote, diduga sengaja dibentuk menjadi segi empat. Sehingga ketika sinar matahari berada pada posisi yang tepat secara vertikal akan terbentuk sebuah sinar lurus yang menembus ke dalam cenote. Sinar matahari ini atau zenit matahari biasa terjadi pada tanggal 23 Mei dan 19 Juli (National Geograpic, 2012:95). Kedalaman Cenote Holtum ini mencapai 67 meter.
            Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juan dalam national geographic menemukan bukti baru bahwa Chichen Itza dibangun di tengah empat cenote yang melambangkan gunung suci di tengah bangsa Maya (lihat gambar 2.6). Para pakar meyakini bahwa piramida itu disejajarkan dengan ekuinoks bulan Maret dan September, ketika lintasan matahari membentuk bayangan mirip ular yang melata menuruni sisi piramida (Juan, 2012:96). Hal ini juga diperkuat dalam buku World Heritage Nature dan Culture: Under The Protection of UNESCO: Amerika Utara, Amerika Tengah & Oceania (Santosa, 2009:125) yang menjelaskan bahwa piramida yang ada di Chichen Itza dibangun dengan hitungan astronomis dan digunakan untuk menandai titik tempat naiknya matahari ke puncak pada titik balik musim panas, dan titik tenggelamnya matahari pada saat titik balik musim dingin
            Kini beberapa cenote telah berubah menjadi semacam kolam renang umum. Salah satu cenote yang digunakan sebagai kolam renang umum saat ini adalah Cenote Zaci yang terletak di Valladolid. Cenote lain juga difungsikan sebagai atraksi wisata seperti Cenote San Ignacio di Chochola.
            Suku Maya juga telah mengenal perdagangan dengan wilayah lainnya. Sungai yang mengalir di beberapa tempat di semenanjung Yukatan, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sarana perdagangan. Orang Maya merupakan pengrajin yang terampil dalam memahat batu, kerajinan batu nefrit, menghias gerabah, melukis serta membuat berbagai perkakas dari emas dan tembaga (Iskandar, 2009:87). Suku bangsa Maya telah mengenal perdagangan dengan bangsa lainnya di kawasan Amerika Tengah. Untuk memajukan perdagangan mereka telah berupaya untuk membangun jalan dan jalur pelayaran

D. Faktor yang Menyebabkan Runtuhnya Peradaban Suku Bangsa Maya Ditinjau dari Letak Geografisnya
            Pada masa akhir kekuasaan suku bangsa Maya terdapat beberapa kota besar. Tiga kota utama yang dihuni bangsa Itza, yaitu Chichen-Itza, Uxmal, dan Mayapan. Ketiganya tergabung dalam sekutu yang kemudian dikenal sebagai Liga Mayapan (Santosa, 2009:125). Liga Mayapan dapat bertahan hingga 2 abad, dan berhasil menjalin hubungan perdagangan seperti pada masa klasik. Namun pada tahun 1194, terjadi perang dan Mayapan berhasil menaklukan Chichen-Itza, kemudian menghancurkan kota ini (Santosa, 2009:125). Kemenangan Mayapan dapat bertahan hingga tahun 1441, namun kemudian terjadi perpecahan hingga akhirnya wilayah kekuasaannya terpecah menjadi wilayah-wilayah yang kecil. Pada saat itulah Spanyol masuk ke kawasan ini yaitu tahun 1521.
            Suku bangsa Maya merupakan salah satu suku terkenal di dunia. Mereka terkenal karena memiliki kebudayaan tinggi dan mewariskan bangunan-bangunan megah. Para arkeolog menyimpulkan mengenai runtuhnya suku bangsa Maya dikarenakan adanya perubahan iklim. Kesimpulan ini didapat dari pengamatan wilayah Amerika Tengah via satelit. Satelit yang dikenal sebagai server dan diluncurkan pada awal 2005, memberi informasi bahwa perubahan iklim telah merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang dimiliki suku Maya. Tentu saja, hal ini membawa kemunduran besar bagi suku Maya hingga akhirnya lenyap dari sejarah (Dianawati, 2011:8-9).
Satelit ini digunakan untuk menolong pemerintah menghalau kebakaran hutan, meningkatkan potensi lahan, dan membantu memperbaiki  kerusakan lingkungan.  Kenyataannya, program satelit ini juga dapat menemukan jejak-jejak kuno Suku Maya. Dari informasi yang didapat, suku bangsa Maya diduga mengeksploitasi lahan subur untuk lahan pertanian. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang populasinya terus bertambah.
Citra satelit memperlihatkan adanya dermaga kuno, kanal-kanal pengairan, dan ladang-ladang pertanian. Ketika musim kering yang panjang melanda akibat perubahan iklim, lahan pertanian subur ini menjadi kerontang dan tak menghasilkan pangan. Banyaknya pohon yang ditebang untuk dijadikan lahan pertanian, membuat serapan air dalam tanah berkurang. Suku Maya melakukan penggundulan hutan dengan menggunakan metode agrikultur tebang dan bakar, sebuah metode yang masih digunakan oleh mereka hari ini. Hal ini membawa kemunduran besar bagi Suku Maya sampai akhirnya mereka hilang dari sejarah (peradabankuno.wordpress.com). Kemarau panjang menyebabkan terjadinya gagal panen, kelaparan dan kehausan melanda. Kekeringan bukan hanya membawa kesulitan untuk pertanian, namun suku Maya juga mengalami kesulitan menyimpan air untuk persediaan musim kemarau. (science.nasa.gov/y2009/06oct_maya).


DAFTAR RUJUKAN

Adams. 2007. Sejarah Dunia dari Mesir Kuno hingga Tsunami Asia Panduan Utama Tentang Sejarah Dunia (Gillian Deton, Ed.). Terjemahan Damaring Tyas Wulandarai & Hilda Keni. 2008. Jakarta: Erlangga.
Black, Jeremy.  2008. Atlas Sejarah Dunia (Shelomi Angeli, Ed.). Terjemahan Aruminingsih, dkk. 2009. Jakarta : Erlangga.
Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan (Peradaban Dunia Indonesia). Bandung : Offset Alumni.

Damarastri & Adi, Hayu. 2010. Sejarah dan Peradaban Dunia. Yogyakarta: Empat Pilar Pendidikan.
Dianawati. 2011. 600++ Fakta Misteri Ter… di Dunia. Jakarta: Kawahmedia.
Heritage, Robert & Bullen. 2005. Atlas Dunia Referensi Terlengkap (Dwi Kartika Wardhani, Ed.). Terjemahan Ibu Fatah, dkk. 2005.  Jakarta : Erlangga.
http://3.bp.blogspot.com/Yucatan+Cave+Lake,+Meksiko.jpg. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.40.
http://cyberman.cbn.net.id/Aug%2012/5.jpg. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.40.
http://hetoong.blogspot.com/2011/05/amerika-adalah-benua-yang-terletak-di.html. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.40.
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Mayamap.png. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.41.
http://science.nasa.gov/headlines/y2009/06oct_maya.html. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.42.
http://uniqpost.com/wp-content/uploads/2012/07/1104.jpg. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.42.
http://upload.wikimedia.org/ Maya_civilization_location_map-blank.svg/.svg.png. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.43.
http://www.ancientmayanpottery.blogspot.com. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.43.
http://www.divedosojos.com/images/mayan_riviera_cave_diving.jpg. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.44.
http://www.globalsherpa.org/wp-content/uploads/2011/03/mayan-capitals-cities-map.jpg. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.44.
http://www.transformationaltours.com.au. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.45.
http://yudhpratama-thefuturismboy.blogspot.com/2011/03/peradaban-suku-maya.html. diakses pada 6 April 2014 pukul 16.45.
Iskandar, Mohammad. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Jakarta: Penerbit Lentera Abadi.
Juan, Velasco. 2012. National Geographic : Bertautan dengan Cosmos. Jakarta:Gramedia.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Santosa (Ed.). 2009. World Heritage Nature dan Culture: Under The Protection of UNESCO: Amerika Utara, Amerika Tengah & Oceania (volume 9). Surakarta: Batara Publishing.
Supriatna, Nana. 2008. Kapita Selekta Sejarah Amerika. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia.
 




[1] Seismik adalah berkenaan dengan aktifitas gempa bumi.
[2] Proses fisiologis merupakan tindakan seseorang ketika ia sedang membabi buta dan lain-lain.

2 komentar:

  1. AGEN JUDI SLOT | SITUS JUDI SLOT | LIVE CASINO GAMES ONLINE

    vegasplay99 adalah sebuah situs judi online bola, slot dan casino terpercaya di Asia.
    Kami menyediakan tempat bermain terbaik bagi para pecinta judi online dalam melakukan taruhan.
    Semua permainan yang disediakan oleh Situs vegasplay99 ini merupakan permainan yang benar-benar aman dan juga bersih dari segala bentuk kecurangan,
    sehingga semua pemain tidak perlu ragu lagi untuk melakukan taruhannya.

    situs judi slot

    slot deposit pulsa

    judi deposit pulsa

    Deposit pulsa tanpa potongan

    BalasHapus

Pages