Kebudayaan Turki pada saat ini masih tetap didasarkan pada tradisi- tradisi
Islam, di mana pengaruh barat hanya tampak di kota-kota besar, hal itu berarti
hanya di lapisan atas saja dan jangkauannya sangat terbatas. Pem-barat-an
nampaknya hanya sangat kecil berpengaruh pada rakyat pedesaan yang secara
kuantitas lebih dari tiga perempat dari seluruh penduduk Turki.
Mengenai identitas orang Turki hingga saat ini masih menjadi perdebatan
antara yang menyatakan bahwa orang Turki pada jaman Ottoman adalah muslim
sejati dan penolakan terhadap pandangan tersebut. Agaknya sudah menjadi sifat
dasar masyarakat Turki, identitasnya dan masa depannya (termasuk apakah Turki
dapat menemukan tempat dalam masyarakat Eropa) hingga saat ini belum menjadi
satu hal yang pasti. Kebudayaan Turki mempunyai beberapa persamaan dengan
kebudayaan barat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sejarah dan geografis.
Oleh sebab itu penulis ingin mengungkapkan mengenai perubahan atau transisi
peradaban di Turki dari Masa berkhirnya Turki Usmani menuju Republik Sekuler.
A. Masa Transisi dari Turki Usmani menjadi
Republik Sekuler Turki
Sebelum pada
akhirnya kerajaan Turki Usmani mengalami fase kehancuran, telah terlebih dahulu
terjadi periode kemunduran. Kemunduran ini dimulai sejak abad ke XVII, ditandai
dengan tidak adanya pengganti yang sepadan sejak Sulaiman Al Qanuni meninggal
dunia. Ketiadaan pemimpin yang memiliki pengaruh kuat ini menyebabkan banyak
terjadinya pemberontakan-pemberontakan, seperti misalnya di Siria dibawah
pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin
(blogspot.com) .
Turki menyimpan sejarah yang panjang mengapa negara yang sekitar 99%
masyarakatnya beragama Islam itu beralih prinsip negaranya dari kekhalifahan
menjadi sekuler. Sekularisme berawal dari proses pem-barat-an yang merupakan
hasil dari gerakan revolusioner yang ditimbulkan oleh banyak faktor sejak
kemunduran imperium Usmaniyah. Momentum gerakan ini terjadi setelah revolusi
Perancis dan berkembang dengan kuat sepanjang abad XIX. Hasil langsung dari
gerakan ini adalah revolusi Turki Muda 1908 yang merupakan awal pertumbuhan
nasionalisme Turki dan pembentukan Republik Turki. Sekularisme merupakan ciri
khas ideologi Turki Muda sejak tahun 1913. Pada tahun 1930-an sekularisme
bermakna ekstrem: sekulerisme diintrepretasikan bukan saja sebagai pemisahan
negara dan agama, tetapi juga sebagai penyingkiran agama dari kehidupan publik
dan tegaknya pengawasan negara atas institusi-institusi keagamaan yang masih
ada (Wordpress.com).
Usaha untuk
menyelamatkan Turki juga diadakan yaitu adanya modernisasi oleh khalifah Abdul
Aziz (1861-1876) dipelopori wazir Mindhat Pasha. Pendidikan dan hukum
diperbaharui sesuai dengan kemajuan zaman dan militer memperoleh bantuan Jerman
pada awal abad XX. Dengan adanya UUD berarti Turki menjadi kerajaan
Kunstitusional, tetapi Sultan Abdul Hamid II (1876-1906) menggulingkan The
Strong man Midhat Pasha dan Turki kembali absolut sampai jatuh pada 1923
(Soepratignyo & Sumartini, 48: 1994).
Pandangan bahwa orang Turki modern dalam memilih sekularisme, telah menolak
Islam, tidak mendapat dukungan dari para sarjana yang bersungguh-sungguh
tentang pokok itu, baik di Timur maupun di Barat. Akan tetapi pandangan tadi
merupakan kesan umum yang luas diantara orang Eropa dan Muslimin di
negara-negara lain (Abusalamah, 1964: 244).
Adapun penegrtian dari Sekuler yaitu, sekuler berasal dari bahasa
Latin Saeculum yang berarti: waktu atau lokasi jadi pengertiannya masa
kini atau keduniawiannya. Melepaskan manusia dari masalah religius atau akhirat
disebut sekulerisasi. Adapun istilah sekuler maupun fundamentalis timbul di
Barat pada abad XX dikalangan Nasrani. Fundamentalis adalah faham, gerakan,
kelompok fanatik dikalangan pemeluk ajarannya “paling mendasar” (paling benar
atau murni). Akhir abad XX istilah fundamentalis dijadikan label untuk kelompok
islam tertentu padahal sejarah maupun istilah tersebut dari barat akibat dari
adanya Nasrani yang fundamentalis (Soepratignyo & Sumartini, 68: 1994).
Kemunduran
Turki Usmanli menyadarkan kaum muda untuk menyelamatkan negara Turki.
Berdirilah “Gerakan Turki Muda” mula-mula moderat kemudian radikal. Gerakan ini
didirikan secara rahasia pada 1896 dan kadernya tersebar dikalangan
pemerintahan, militer maupun kalangan intelektual, dan wartawan. Pemeimpinnya
yang terkenal antara lain: Niazy Bey, Anwar Bey, Shevket Pasha, dan Kemal Pasha
(1881-1938) (Soepratignyo & Sumartini, 67: 1994).
Setelah masa
kekuasaan yang absolute dikendalikan oleh usmani muda maka generfasi
intelektual Turki bangkit pada sekitar tahun 1880-an dan 1890-an dan melancarkan
aksi terhadap rezim yang konservatif. Serangan-serangan ini adalah sebagai
akibat dari pesatnya perkembangan pendidikan dan perekonomian meningkatkan
posisi kalangan akademisi. Pers menyebarluaskan ide-ide eropa tentang ilmu
pengetahuan dan politik serta mempopulerkan sikap-sikap barat. Meskipun masih
ada control pemerintah yang berusaha menekan dan melakukan penyensoran. Ide-ide
tersebut menyebar dari ibukota ke sejumlah wilayah propinsi lantaran peran para
pelajar. Gerakan ini, sekitar tahun 1905 didirikan Fatherland Society atau
Masyarakat tanah air oleh Mustafa Kemal, yang pada saat itu menjabat perwira
militer dan kelak akan menjadi presiden pertama Turki(Blogspot.com).
Ketika Sultan
Abdul Hamid II mencabut UUD 1908, timbul pemberontakan yang dipimpin Niazy Bey
dan Anwar Bey. Abdul Hamid mengakui kesalahannya dan memberlakukan UUD 1876,
tetapi pada 1909 mencabut UUD tersebut, Shevket Pasha dan pasukannya menyerbu
Istambul dan Abdul Hamid diganti Muhamad V (1909-1922) dan Perdana Mentri adalah
Anwar Bey. Karena ancaman Rusia, Turki melakukan modernisasi militernya dan
mendekati Jerman. Terbentuklah Triple Aliancy (Jerman, Austria Hongaria dan
Turki) berhadapan dengan Triple Detente (Inggris, Perancis, Rusia) yang disebut
juga Sekutu (Allied Forces) (Soepratignyo & Sumartini, 68: 1994).
B. Republik Turki pada Masa Sekitar Perang
Dunia I
Ketika Perang
Dunia I meletus. Turki menyerang Kriem (Rusia) dan sebaliknya sekutu termasuk
Italia menyerang Turki. Pasukan Sekutu dikalahkan dalam pertempuran di
Gallipoli oleh Turki yang dipimpin oleh kolonel Mustafa Kemal Pasha. Sehingga
namanya mencuat sebagai Pahlawan Galliopoli (Suepratignyo, 1995: 68).
Islam yang saat itu berada dibawah kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani
merupakan kekuatan yang cukup besar pada saat Perang Dunia I, meskipun berada
dalam kemunduran setelah bertahan selama ratusan tahun namun kuantitas militer
yang dimiliki Turki Utsmani bisa dibilang cukup besar. Dengan pasukan
‘Royal Jannisery’ yang terkenal handal dan kuat Turki Utsmani merupakan
kekuatan yang cukup disegani.
Turki Utsmani terlibat dalam Perang Dunia I atas bujukan Jerman yang
khawatir Turki Utsmani akan bergabung dengan blok sekutu. Turki yang kebetulan
memiliki hubungan yang kurang baik dengan salah satu anggota blok sekutu,
Rusia, karena Perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin akhirnya bergabung
dengan Poros Utama Jerman, Austro- Hungaria, Bulgaria.
Setelah Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan blok Jerman,
Autro-Hungaria, Bulgaria, Ottoman (Turki Utsmani), akhirnya berakhir pulalah
sistem pemerintahan Islam yang menggunakan kekhalifahan. Negara-negara yang
tadinya bergabung dengan Ottoman akhirnya mendirikan Nasional sendiri karena
taktik Lawrene of Arabia dari Inggris, menyebabkan Nasional menjadi lebih
dipentingkan dibanding agama. Sebut saja Tunisia, Aljazir, dan Syiria di timur
tengah atau Pakistan, Afganisthan, Palestina di Asia. Semua terpecah menjadi
negara-negara kecil sendiri. Turki sendiri kemudian menjadi sebuah negara
sekuler dibawah pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, Turki Modern.
Soepratignyo (1995: 68) menerangkan bahwa berkat serangan
gerilyawan Arab dan Armenia, Turki terdesak. Sementara Jerman dan Austria menyerah.
Setelah Turki kalah dalam Perang Dunia I, Turki akhirnya melakukan perjanjian
damai dengan pihak sekutu pada tanggal 20 Agustus 1920. Perjanjian damai ini
dikenal dengan Perjanjian Sevres. Perjanjian tersebut berisi tentang beberapa
hal, yaitu:
1. 1.
Semua daerah yang penduduknya bukan penduduk asli Turki harus dilepaskan.
Kecuali kota Istambul dan Adrianopel.
2.
2. Dipersempitnya wilayah Turki sehingga tinggal Konstantinopel dan wilayah
sekitarnya.
3.
Yunani memeroleh daerah Thracia dan Kota Smyrna di Anatolia.
4.
Selat Bosporus, Laut Marmora, dan Dardanella menjadi laut internasional.
5.
Armenia dan Kurdi merdeka
Sejak pertengahan abad ke-18 gerakan patriotisme dan
nasionalisme dimanfaatkan Inggris melalui agennya Ibn Sa'ud untuk menyulut
pemberontakan di beberapa wilayah Hijaz dan sekitarnya, yang sebelumnya gagal
dilakukan Inggris lewat gerakan kesukuan. Walau begitu, akhirnya gerakan ini
bisa dibendung di beberapa wilayah oleh khalifah lewat Muhammad Ali Pasha,
Gubernur Mesir yang ternyata agen Prancis didukung Prancis. Di Eropa, wilayah
yang dikuasai khalifah diprovokasi agar memberontak (abad 19-20 M), seperti
kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis Balkan, sehingga
khalifah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang tersisa hanya
Turki.
Perjanjian yang
merugikan turki membangkitkan semangat nasionalis dan menentang Perjanjian
Sevres. Sekutu menyerang Istambul dan membubarkan parlemen sedangkan Khalifah
Muhammad V menerima perjanjian Sevres. Mustafa Kemal Pasha mendirikan
pemerintahan nasional di Angkara (1920). Yunani menyerang tetapi dapat dipukul
mundur, bahkan kota Smyrna dapat direbut kembali. Pada 1922 Muhammad V
diturunkan dari tahtanya dan berakhirlah pemerintahan Turki Utsmani. Terbentuklah
Republik Turki dan Mustafa Kemal Pasha menjadi presiden seumur hidup
(1923—1938).
Setelah
pemerintahan Turki Utsmani runtuh, Muncullah Republik Sekuler Turki. Dengan
pemimpinnya Mustafa Kemal Pasha atau Kemal Ataturk. Hal-hal yang dilakukan
Kemal dalam usaha-usaha Sekulerisasi ialah: Pemisahan agama dari lapangan
politik, Sedapat mungkin memisahkan agama dari kehidupan sosial, dan
turkifikasi Islam, melepaskan diri dari pengaruh Arab.
Sekutu tidak
melanjutkan serangan ke Turki sebabnya ialah :
1. Pasukan
Sekutu sudah tidak mempunyai semangat perang dan menganggap Turki bukan sebagia
ancaman serius di Timur Tengah
2. Kaum komunis
di Rusia sedang berkonsolidasi kekuasaan dan berdamai dengan Turki
3. Terbentuknya
Liga Bangsa-bangsa (League of Nations) pada 1919 yang bertujuan untuk
mendamaikan dunia dan mencegah adanya peperangan
4. Inggris dan
Perancis cukup puas mendapat daerah mandat di bekas wilayah Turki (Arab Utara)
5. Kepandaian
diplomasi menteri Ismed Pasha (Ismed Inonu) berhasil menegakkan Turki di mata
internasional. Turki juga menjadi anggota LBB yang berpusat di Jenewa (Swiss).
Setelah Perang
Dunia I, nasionalisme telah menjadi suatu kekuatan yang potensial di Turki. Di
satu pihak, nasionalisme dipergunakan sebagai suatu jalan untuk membentuk suatu
kebudayaan yang nasional yang baru. Di lain pihak nasionalisme digunakan
sebagai perisai terhadap golongan konservatif yang ingin mempertahankan
kebudayaan yang lama (Soeparyo, 1977: 132).
Nasionalisme
inilah yang manfaatkan oleh bangsa Turki untuk keluar dari kemunduran kerajaan
Turki Utsmani dan lenyapnya harga diri diantara kekuasaan-kekuasaan besar.
Bahkan setelah jaman modernisasi berlangsung, Turki membuka lebar-lebar
masuknya teknologi barat dan mengadakan pembaharuan dalam segala bidang. Tetapi
dilain sisi bangsa Turki tetap curiga terhadap dunia barat. Terbukti dengan
adanya semboyan “Tak ada seorangpun yang menyerupai diri kita sendiri”.
Maksudnya pada saat kebudayaan bangsa barat masuk ke Turki, masih ada bangsa
Turki yang memegang teguh kebudayaannya. Kebudayaan yang berlangsung
berabad-abad, tidak hilang begitu saja pada waktu itu (Soeparyo, 1977: 132).
Usaha-usaha
yang dipraktekkan oleh Mustafa Kemal Pasha untuk menciptakan tipe nasional
kadang-kadang berdasarkan pada pembalikan-pembalikan sejarah dan penulisan
kembali sejarah untuk mengidentifikasi bangsa Turki dengan pahlawan-pahlawan
yang gagah berani. Pengambilan nama keluarga (nama tambahan) yang berhubungan
dengan sejarah adalah tujuan praktis. Mustafa Kemal menjadi Kemal Ataturk
(bapak dari bangsa Turki), teman terdekatnya Ismed yang nantinya jadi Perdana
Menteri menjadi Ismet Inou, untuk memperingati jasa ismet dalam kemenangan atas
bangsa Yunani di Inou tahun 1921 (Soeparyo, 1977: 138).
Kemal Ataturk
memindahkan ibukota Turki ke Ankara, karena Istambul semakin lama semakin
melemah. Dengan tujuan menghilangkan pemerintahan republikan dari pengaruh
asing, pengaruh dari Turki Utsmani, dan golongan konservatif yang di anggap
menghalangi modernisasi Turki. Nama-nama kota di Turki kembali diberi nama
dengan bahasa Turki modern, diantaranya: Angora menjadi Ankara, Smyrna menjadi
Izmir, dan Adrianople menjadi Edirne (Soeparyo, 1977: 138).
C. Pembaharuan yang Dilakukan oleh
Pemerintahan Republik Turki Tahun 1923-Sekarang
Pada tahun 1921
Kesultanan Ottoman secara resmi dihapuskan dan pada tahun 1923 Turki menjadi
Republik Sekular dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. Ia kemudian
mendirikan rejim satu partai yang hampir tidak terinterupsi hingga tahun 1945.
Kemudian mordernisasi ditingkatkan dan diadakan pembagunan nasional berencana
dan bertahap. Seperti politik, UUD
diperbaharui dan disyahkan pada 1924 dengan sistem partai tunggal, yaitu Partai
Rakyat dengan ketuanya Kemal Pasha. Sosial,
antara lain : laki-laki dan wanita memperoleh hak yang sama. Setiap orang harus
mencantumkan nama keluarga, contoh : Kemal Pasha menjadi Kemal Ataturk (Kemal
bapak bangsa Turki). Budaya, abjad
arab diganti dengan abjad latin : bahasa nasional bukan arab tetapi bahasa
Turki. Pendidikan, adanya kewajiban belajar dan pemberantasan buta aksara. Ekonomi, diadakan pembangunan lima
tahun untuk meningkatkan ekonomi dan industry. Sistem prekonomian “etatisme”
artinya semuanya sector ekonomi ditentukan oleh pemerintah pusat (sentralisasi).
Militer, modernisasi militer
menghadapi bangkitnya Komunisme Rusia dan Fasisme Italia. Agama, pemerintah tidak ikut campur tangan terhadap masalah agama
dan agama adalah hak perorangan walaupun mayoritas islam. Tidak ada departemen
agama dan perkawinan harus di catatan sipil (Soepratignyo & Sumartini,
69-70: 1994).
Mustafa Kemal
kemudian memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik
untuk memodernisasi Turki. Perubahan perubahannya termasuk emansipasi untuk
perempuan, penghapusan seluruh Institusi Islam dan pengenalan pada kode hukum
Barat, pakaian, kalender, serta alfabet, mengganti seluruh huruf Arab dengan
huruf Latin. Untuk kebijakan luar negeri ia memilih netral dengan menjalin
hubungan baik dengan negara tentangga.
Mustafa Kemal Pasha menandatangani Perjanjian Kars (23 Oktober 1921) dengan Uni Soviet - sebuah perjanjian persahabatan yang isinya Turki menyerahkan kota Batumi, yang kini terletak di Georgia - kepada kaum Bolshevik Lenin sebagai ganti kedaulatan atas kota-kota Kars dan Ardahan, yang direbut oleh Rusia Tsaris dalam Perang Rusia-Turki, 1877-1878. Ia mengantarkan Perjanjian Lausanne, dan dengan itu Turki akhirnya memasuki masa damai setelah satu dasawarsa mengalami peperangan yang menghancurkan, meskipun ia menghadapi oposisi irredentis di Dewan Nasional dan di tempat-tempat lainnya.
Pada tanggal 23
Juli 1923 ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang
isinya, antara lain sebagai berikut.
1. Thracia
Timur dikembalikan ke Turki.
Turki
melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab yang
menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak dan
Siprus diambil alih oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh Prancis.
2.
The Straits (selat) terbuka untuk semua kapal.
3.
Semua hak ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan.
Tidak ada
keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan perangnya.
4.
Turki tidak perlu membayar kerugian perang.
5.
Turki harus melindungi minoritas.
Mustafa Kemal
Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern. Kebijakannya untuk memodernkan
Turki,yaitu sebagai berikut.
1.
Menyusun undang-undang dasar baru.
2.
Melaksanakan ekonomi etatisme.
3.
Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun.
4.
Huruf Arab diganti dengan huruf latin.
5.
Melaksanakan pemerintahanan sekuler. (Mustafa_Kemal, Onlain)
Dalam
perang dunia II yang menag adalah Demokrasi melawan Diktaktor (Fascis
Italia, Nazi Jerman dan Militer Jepang). Karena itu Turki menyesuaikan diri
dengan system Demokrasi Liberal (Demokrasi Barat) dan di perkenankan partai
oposisi, berdirilah Partai Demokrat (1947). Turki termasuk Negara yang cukup
setabil, kecuali adanya ganguan dari bangsa Amerika, kurdi dari luar (yunani
dan Unisoviet). Ketika terjadi perang Teluk II pasukan Internasional (Amerika
Serikat) menyerang irak dari pangkalan NATO di Turki, selain dari pangkalan
Daran di Arab Saudi.
Setelah Kemal
Pasha meninggal diganti Ismet Imanu dia juaga melakukan pembaharuannya,
terutama sekularisasi agama dan pemakaian hukum Barat menggantikan hukum Islam,
memperlihatkan proses dinamis dari penerimaan dan penolakan masyarakat Turki.
Sekularisasi agama pada masa Kemalis (1923-1950) melahirkan generasi Turki yang
jauh dari agamanya. Bahasa Turki yang ditulis dalam bahasa latin telah menjadi
bahasa nasional Turki. Sedangkan pemakaian hukum-hukum Barat juga diadaftasi
dengan berbagai tingkatan kesulitan di berbagai lapisan msyarakat.
Pada pemilu 1950, kekuasaan tunggal
Partai Republik Rakyat berakhir dan digantikan oleh partai sekuler beraliran
liberal, yaitu Partai Demokrat. Partai pimpinan Adnan Menderes ini mencoba
mngoreksi penyimpangan-penyimpangan sekularisasi yang sudah dijalankan oleh
Partai Republik Rakyat sejak berdirinya negara Turki. Namun Adnan menderes juga
tidak ingin Kemalisme digantikan dengan ideologi lain. Sejak masa pemerintahan
Partai Demokrat inilah masyarakat Muslim yang merupakan mayoritas (98 persen
dari 70 juta jiwa) penduduk Turki dapat melakukan shalat di mesjid-mesjid umum,
berpuasa dan melakukan ibadah naik haji, yang pada masa Rezim Kemalis sulit
dilakukan. Selain itu madrasah-madrasah kembali di buka, sehingga para orang
tua dapat kembali menyekolahkan anak mereka di sekolah agama, setelah mereka
menyadari bahwa mereka tumbuh sebagai suatu generasi yang kering dari nilai dan
ilmu agama. Madrasah-madrasah ini kembali ditutup pada tahun 1998 setelah
dianggap sebagai lembaga yang mendidik kelompok Islam fundamental yang
keberadaannya menguat dan mengancam ideologi sekuler Turki.
Perkembangan masyarakat di Turki
menemukan karakter sendiri yang unik sebagai suatu bentuk pertentangan yang
rumit antara pemikiran Kemalisme, yang fundamental dan radikal, pemikiran
liberalis yang meskipun menentang Kemalisme tetapi tidak ingin ideologi ini
diganti, dan pemikiran Islam, baik yang konservatif maupun moderat. Semangat
masyarakat Turki modern untuk menjadi suatu bangsa yang modern dan demokratis,
selalu disertai dengan kesadaran yang mendalam tentang watak dan idealisme
ke-Turki-an dan ke Islaman. Penulis melihat bahwa gagasan sintesa tentang
Islam, Turki dan Barat yang pernah dimunculkan oleh Ziya Gokalp (Bapak
naasionalis Turki) mulai terimplementasikan dengan wajar dan alami, sedangkan
Kemalisme dijadikan ideologi negara yang keberadaannya sangat dijaga oleh
kekuatan militer Turki.
Militer Turki mengambil peran
sebagai penjaga ideologi Kemalisme sebagai prinsip negara. Jatuhnya
pemerintahan Partai Islam Refah pada tahun 1998 adalah suatu bukti masih
dominannya pengaruh politik militer di Turki. Namun kebangkitan Islam, baik itu
suatu fenomena kesadaran umat Islam Turki untuk kembali mempelajari nilai-nilai
Islam di tengah kebijakan sekuler pemerintah dan fenomena dukungan masyarakat
Islam terhadap kemenangan partai politik yang dianggap membawa aspirasi Islam
terus memperlihatkan kemajuan ke arah yang positif.
Aspirasi dan dukungan yang besar
dari masyarakat Turki kembali mengantarkan kemenangan partai berbasis Islam:
Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilu 2002. Meskipun secara tegas
pemimpin partai ini menyatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan bukanlah
partai Islam dan mereka menyatakan komitmennya yang sungguh-sungguh menjaga
ideologi sekularisme di Turki, nampaknya Rakyat Turki lebih melihat mereka
sebagai sosok-sosok muslim yang shaleh yang diharapkan dapat membawa Turki ke
arah yang lebih maju. (http://www.fib.ui.ac.id,kemalisme-budaya-dan-negara-Turki,
Online)
D.Kesimpulan
Kehancuran Turki
Usmani menjadikan era baru di wilayah Turki. Gerakan Turki Muda menjadikan
Republik Sekuler Turki dimulai. Kemunculan Gerakan Turki Muda merupakan
ekspestasi dari sikap kritis di kalangan intelektual turki yang mengenyam
pendidikan barat ketika melihat kondisi negaranya yang carut marut.
Pemikiran-pemikairan barat yang mereka dapatkan selama belajar di eropa di coba mereka aplikasikan dalam kehidupan masyarakat turki.
Pemikiran-pemikairan barat yang mereka dapatkan selama belajar di eropa di coba mereka aplikasikan dalam kehidupan masyarakat turki.
Saat Kesultanan Utsmaniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki pada 1923, Islam menjadi sedikit mundur
karena perubahan Turki dari kesultanan menjadi negera sekuler. Ataturk melarang
gerakan-gerakan Islam dan memberi keleluasaan pada agama non-Islam.
Pada tahun 1921
Kesultanan Ottoman secara resmi dihapuskan dan pada tahun 1923 Turki menjadi
Republik Sekular dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya. Ia kemudian
mendirikan rejim satu partai yang hampir tidak terinterupsi hingga tahun 1945.
Kemudian mordernisasi ditingkatkan dan diadakan pembagunan nasional berencana
dan bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Abusalamah.
1964. Islam dalam Sejarah Modern Jilid II.
Jakarta: Bhratara.
Soeparyo,
Warsito. 1977. Sejarah Timur Tengah
Modern. Proyek peningkatan/pengembangan perguruan tinggi.
Soepratignyo
& Sumartini, S. 1994. Sejarah Asia
Barat Daya. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
http://cerminsejarah.blogspot.com/2009/06/kemunculan-gerakan-Turki-muda-dan.html
diakses pada tanggal 16 April 2013
http://tralalatrilili.wordpress.com/2010/01/03/kehidupan-beragama-di-negara-sekuler-studi-kasus-di-Turki/
diakses pada tanggal 14 April 2013.
http://www.fib.ui.ac.id,kemalisme-budaya-dan-negara-Turki
diakses pada tanggal 14 April 2013.
www.wikipedia.org diakses pada tanggal 14 April 2013.
_________________________________________________________________
sssiippp
BalasHapus